Selasa, 04 Oktober 2011

Harapan itu, skenariomu..

Tuhan...
ini skenariomu
aku pemainmu, yang menjadi peran utama didalamnya
ceritamu terkadang tak seperti yang kuharapkan

lampu lampu itu menyorotku
mereka memaksaku menatap cahaya hampa
kata kata itu memenuhi benakku
aku seakan terbawa emosi kehidupan

cerita itu nyata
aku memaikannya dalam kehidupan ini
aku menjadi seorang penadah "Harapan"
aku yang terus disakiti oleh perasaan

seseorang datang padaku
dia memaikan peran yang berkaitan dengan ceritaku
menjadi seseorang yang selalu hadir menyiksa perasaan ini
dia terlihat dewasa, tetapi egonya terlalu naif

ketika ceritanya itu terus berjalan..
bisakan aku memilih tuhan ?
kelurkan aku dalam ceritanmu
karna alur itu terus menghancurkan perasaan ini...

Ayah, aku mengingatmu

Ayah...
kau terlihat begitu sempurna diamatku
sosokmu selalu ada dihatiku
kau panutanku dalam langkah hidupku

Ayah...
pernah aku melihatmu tertidur
tubuhmu yang lemas, mukamu yang pucat
apa itu karenaku ?
kau selalu berusaha tegar didepanku
karena harimu selalu berkata, aku hidup untuk anakku

ketika waktu itu tiba...
aku selalu yakin kau hidup untukku
kau selalu ada disampingku, selalu menjaga tiap langkahku
keberadaanmu didunia selalu menadi panutanku

tetapi ketika aku sadar...
kau pergi karenaku
tidurmu terjaga ketika aku tak bisa tersenyum untukmu
penyesalan itu selalu datang dalam hidu ini
jika itu kuasamu, jaga dia untukku.
berikan ia senyuman yang tak pernah ku berikan padanya tuhan..

Senin, 03 Oktober 2011

Ibu, suratku untukmu

ibu...
ketika bersamamu, perasaan ini tenang
air mata ini berhenti,
kehidupan ini seperti surga

hari itu datang
aku diam tanpa perasaan
aku menangis memohon
apa tuhan adil padaku ?
dia mengambilmu dariku..

waktu terasa berhenti
aku menahan semua luapan emosi
tangisan membanjiri penyesalanku
apa ini hidupku ?

aku hidup tuhan, tapi perasaan ini mati
kau memang tak mengambil nyawaku
tetapi kau mengambil hatiku
aku hanya anak kecil yang kehilangan kasih sayang

saat mereka tertawa bersama sosok ibu
kenyataan itu terus membayangiku
saat mereka membanggakan ibu mereka
aku selalu menyesal pernah berjanji menah air mata ini...